Kembang Wali (Syabab Zuhuur Awliyak)

 


ABOUT ME


Razali Bin Hassan
Singapore
Master of Pencak Silat Kembang Wali.
View my complete profile


LINKS

pencak silat
persisi
persilat
kidi
nur alhayat
hikam
al-risalah
istilah-istilah tasauf
suluk
martabat tujuh
sufi islam
yaya

 


September 17, 2006
Meraih Cinta Abadi


Orang yang beriman pasti mendambakan cinta kasih Allah. Namun untuk memperoleh cinta-Nya, seorang hamba harus menyerahkan sepenuh hidupnya dengan mengabdi kepada Allah, lewat berbagai cara. Setiap pengabdian yang dilakukan harus dilandasi rasa cinta yang tulus, agar mendapat balasan cinta-Nya.
Cinta memang menempati posisi tertinggi dalam pencapaian spiritual seseorang. Bagaimanakah cara untuk mendapatkan cinta-Nya? Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa cinta yang tulus dan abadi.


"Katakanlah (ya Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." (Ali Imran: 31).

Cinta yang diawali dengan beriman kepada Allah merupakan langkah yang tepat bagi orang-orang yang sedang mencari cinta sejati. Seseorang tidak akan mendapatkan cinta sejati dari manapun, kecuali hanya dari Allah.

Orang yang mencintai Allah, secara otomatis akan muncul kecintaannya kepada para utusan Allah. Sebagaimana umat Islam mencintai dan merindukan perjumpaan dengan Nabi Besar Muhammad Saw. yang digambarkan bagai bulan purnama.

Kecintaannya kepada Rasulullah Saw. jangan seperti orang-orang yang mensejajarkan Nabi dengan Tuhan, karena dapat menimbulkan kultus dan penyembahan. Cinta kepada Nabi dan Rasul itu bukan untuk di sembah, tapi kecintaan itu harus kembali kepada keimanan, bahwa Nabi dan Rasul itu sebagai penerima wahyu dan penyampai risalah yang benar kepada umat.

Meraih Cinta-Nya

Tidak ada jalan lain untuk meraih cinta Allah, kecuali mengikuti Rasulullah Saw. Dan untuk mengikuti Rasul-Nya, harus mematuhi dan menaati segala perintah dan larangan yang telah dicontohkan, sehingga akhirnya Allah akan mencintainya.

Kepatuhan dan ketaatan akan timbul pada diri orang yang beriman, melalui proses bimbingan dari seorang Syekh Mursyid atau yang disebut Ulama waratsatul anbiya' (pewaris nabi).

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun (wali mursyid) yang dapat memberi petunjuk kepadanya." (Al Kahfi: 17).

Karena hanya orang-orang yang beriman yang merasakan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Cintanya dapat menenggelamkan dirinya dalam lautan pengabdian abadi, nyaris tak tersisa perintah yang dikerjakan menjadi amal saleh.


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya." (Yunus: 9).

Banyak amalan yang bisa dikerjakan oleh orang-orang yang sedang berusaha menggapai cinta-Nya, misalnya mengerjakan shalat wajib, shalat sunah dan teristimewa shalatullail (shalat malam) secara istikamah, sebagaimana yang dikerjakan oleh Rasulullah Saw. "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat." (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud).

Tercatat dalam tarikh Nabi Saw. sepanjang hidupnya tidak pernah meninggalkan shalat malam. Bahkan ada beberapa hadis yang menjelaskan, beliau mengerjakan shalat sepanjang malam hingga kakinya bengkak. Kendatipun beliau sudah mendapatkan kepastian cinta-Nya, namun tetap melakukan apa saja yang dicintai Allah dengan rasa cinta. Karena di dalam shalat terkandung kemesraan memandang ke-Elok-an wujud-Nya.


"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (Thaahaa: 14).

Shalat merupakan puncak kemesraan bercinta dengan Allah. Kemesraan itu sama dengan khusyuk, orang yang khusyuk shalatnya adalah orang yang benar-benar sedang menikmati kemesraan-Nya. Kenikmatan dan kelezatannya tak dapat dilukiskan dengan apa pun. Dengan kata lain, tidak akan merasakan kenikmatan shalat, kecuali orang-orang yang sedang bermesraan dengan Allah. Karena itu, suatu keberuntungan dan hidayah dari Allah bagi orang yang mencapai kemesraan dalam shalatnya (khusyuk).

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya." (Al Mu'minuun: 1 & 2).

Shalat adalah media hubungan antara hamba dengan Tuhan, sekaligus sarana untuk menjalin hubungan cinta seorang hamba. Dengan shalat, seorang hamba dapat menebarkan rayuan-rayuan untuk-Nya seperti; tahmid, tasbih dan takbir yang merupakan rangkaian keagungan dan kemuliaan diri-Nya yang Maha Tinggi. Kendatipun Ia tidak perlu rayuan dalam bentuk apapun dari seorang hamba, tapi hamba harus tetap memuji-Nya. Sebab, Dialah Wujud Zat yang berhak dipuji sebagai Tuhan semesta alam. Yang memiliki sifat Rahman Rahim dan memiliki Kerajaan langit dan bumi. Dia pula yang menjadi Raja di hari peradilan kelak, karena semua urusan akan dikembalikan kepada-Nya.


"Kepunyaan Allah Kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan." (Al Hadiid: 5)


posted at 9/17/2006 07:30:00 PM by Razali Bin Hassan:: 0 comments: permalink


ARCHIVES

June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
April 2007
May 2007
September 2007
October 2009

RECENT POSTS

Kasih Rasulullah saw
Mursyid dan Tarikah
Wasilah
Ihsan
Bab Pertama: Sekilas Tasauf
Bab Ke Dua: Kesaksian Ulama
Bab Ke Tiga: Tasauf dalam Islam
Bab Ke Empat: Tasauf dan Syariat
Bab ke Lima: Tasauf dan Hakikat
Bab ke Enam: Tasauf dan Makrifat

CREDITS

©Kembang Wali (Syabab Zuhuur Awliyak)

©Design by Websong

Powered by Blogger

 

TAGBOARD






Scrollbar By, CarrielynnesWorld.com